Rabu, 03 Juni 2009

Air France Diteror Bom Sebelum Tragedi

Lima hari sebelum tragedi jatuhnya pesawat Air France dengan nomor penerbangan 447 di Lautan Atlantik, sebuah penerbangan Air France dari Argentina ke Paris ditunda karena teror bom.

Pada 27 Mei, media Argentina, Momento 24, melaporkan bahwa pesawat itu diancam bom melalui telepon. Polisi dan petugas pemadam kebakaran menyisir pesawat, tetapi tidak menemukan sesuatu.

"Prosedur rutin itu berakhir sekitar 1,5 jam, sumber-sumber di bandara melaporkan, semua penumpang aman dan mereka tidak dievakuasi," demikian laporan Momento.

Hingga kini, penyebab jatuhnya pesawat Airbus A330-200 milik Air France itu belum diketahui. Namun, Pemerintah Perancis dan Brasil tidak melihat tanda-tanda upaya terorisme. Dugaan awal, pesawat itu jatuh karena tersambar petir.

Brasil, Selasa (2/6) waktu setempat, mengonfirmasi bahwa jejak puing yang mengambang di jalur sepanjang lima kilometer di Samudra Atlantik menandai tempat jatuhnya pesawat Air France yang membawa 228 orang.

Menteri Pertahanan Brasil Nelson Jobim mengatakan kepada wartawan "tak ada keraguan" bahwa semua benda tersebuttermasuk kursi, kabel, komponen pesawat, dan bocoran bahan bakar jetmilik pesawat Airbus A330 Air France yang telah terbang menuju Paris dari Rio de Janeiro ketika pesawat itu hilang pada Senin (1/6).

Jobim mengatakan bahwa kapal Angkatan Laut Brasil mulai tiba di wilayah ditemukannya pecahan pesawat hampir 1.000 kilometer di lepas pantai Brasil timur-laut untuk memulai mengumpulkan benda yang mengambang. Tiga kapal dagang, dua kapal berbendera Belanda, dan satu Perancis sudah berada di tempat kejadian. Pada saat yang sama, pencarian mayat akan dilanjutkan.

Jika ada mayat yang ditemukan, mayat tersebut akan dibawa dengan kapal ke bandar udara terdekat, di semenanjung Fernando de Noronha, yang berjarak 460 kilometer, tempat mayat itu akan diterbangkan dengan pesawat Angkatan Udara. Lebih dari separuh orang di dalam pesawat yang penuh penumpang itu adalah warga negara Perancis atau Brasil. Yang lain berasal dari 30 negara, kebanyakan di Eropa. Ke-216 penumpang meliputi 126 pria, 82 perempuan, 7 anak kecil dan satu bayi. Awak pesawat terdiri dari 11 warga negara Perancis dan satu orang Brasil.

Kapten pesawat berkewarganegaraan Perancis. Namun, namanya belum disebutkan. Ia berusia 58 tahun dan menjadi pilot Air France sejak 1988 dengan pengalaman luas. Pesawat tersebut hilang hari Senin, empat jam setelah lepas landas, saat berada di luar jangkauan radar di Atlantik, antara Amerika Selatan dan Afrika, di daerah yang dikenal karena badai tropisnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar